Advanced Search
Hits
12738
Tanggal Dimuat: 2014/09/08
Ringkasan Pertanyaan
Apakah malaikat maut akan mengambil nyawa setiap makhluk hidup?
Pertanyaan
Apakah malaikat maut akan mengambil nyawa setiap makhluk hidup?
Jawaban Global
Dari bentuk mutlak riwayat dapat disimpulkan bahwa malaikat maut (Izrail) adalah media Allah Swt dalam mencabut jiwa dan mengambil nyawa seluruh makhluk hidup.
Namun yang penting kita ketahui adalah bahwa sejatinya yang mengambil jiwa seluruh makhluk hidup adalah Allah Swt. Sunnatullah yang mengharuskan perbuatan mencabut nyawa harus didelegasikan melalui media, entai media itu adalah malaikat maut atau dengan perantara media lainnya.
 
Jawaban Detil
Dalam al-Quran disebutkan bahwa Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu ia tidur.” (Qs. Al-Zumar [39]:42)
Allah Swt dalam ayat ini, pencabutan nyawa diperkenalkan sebagai perbuatan-Nya dan apabila musnad ilaihi (yang disandarkan kepadanya) Allah lebih dahulu disebutkan atas musnad yatawaffa (pada ayat di atas) maka hal itu dimaksudkan sebagai hashr (pembatasan), artinya pencabutan ruh itu hanya merupakan perbuatan Tuhan bukan yang lain.[1]
Bagaimanapun terdapat ayat lain yang dapat disimpulkan bahwa Allah Swt mengatur alam semesta ini dengan perantara sekelompok malaikat sebagiamana pada ayat 5 surah Naziat, Allah Swt menyatakan, “Dan demi para malaikat yang mengatur urusan (dunia).”
Sunnah Ilahi mengharuskan urusan-urusan dan perbuatan-perbuatan di alam semesta ini dilakukan melalui kanal sebab-sebab. Karena itu, sekelompok malaikat yang bertugas untuk  mencabut nyawa dan yang paling top[2] di antara mereka adalah malaikat maut.[3]
Al-Quran dalam hal ini berkata, “Katakanlah, Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhan-mulah kamu akan dikembalikan.’” (Qs. Al-Sajdah [32]:11) dan “Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, malaikat-malaikat Kami mewafatkannya, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. (Qs. Al-An’am [6]:61)
Apabila dua ayat ini kita letakkan di samping ayat pertama maka dapat disimpulkan bahwa pengambilan nyawa pada prinsipnya dilakukan oleh Allah Swt bukan selain-Nya. Dengan izin Allah, malaikat maut dapat menunaikan tugasnya dan dengan perantara malaikat maut, pekerjaan pembantu malaikat maut yang merupakan para malaikat Tuhan dapat menjalankan tugas membantu malaikat maut dalam mencabut nyawa.[4] Pada prinsipnya, seluruh pekerjaan di alam semesta berada di tangan Tuhan dan para malaikat adalah para pelaksana pekerjaan ini.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Seseorang bertanya kepada Imam Shadiq tentang ayat ini dimana Allah Swt berfirman, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya.” (Qs. Al-Zumar [39]:42) Dan di tempat lain berfirman,  “Katakanlah, ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhan-mulah kamu akan dikembalikan.” (Qs. Al-Sajdah [32]:11) demikian juga pada ayat lainnya, “(Yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat.” (Qs. Al-Nahl [16]:32) mengingat bahwa dalam satu jam di dunia ini terdapat ribuan orang yang meninggal yang jumlah persisnya hanya Allah yang tahu, lalu bagaimana hal ini dapat dilakukan para malaikat atau malaikat maut pada saat yang bersamaan mencabut ruh semua orang yang meninggal itu?
Imam As dalam menjawab pertanyaan ini berkata, “Allah Swt menempatkan para pembantu dan malaikat untuk malaikat maut yang berposisi sebagai komando untuk mereka dan mengirim mereka utuk menunaikan tugas-tugasnya  masing-masing. Karena itu, para malaikat (pembantu) yang mencabut ruh dan juga malaikat maut lalu Allah Swt mengambil ruh-ruh itu dari malaikat maut.”[5]
Seorang ateis datang kepada Amirul Mukminin Ali As. Katanya, “Dalam al-Quran terdapat ayat-ayat yang bertentangan satu sama lain. Karena pada satu tempat disebutkan “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya.” Namun pada ayat lain disebutkan malaikat maut yang melakukan hal ini. Dan ditempat lainnya disandarkan pada sebagian malaikat?” Dalam menjawab pertanyaan ini Amirul Mukminin As berkata, “Malaikat maut memiliki pembantu dari kalangan malaikat rahmat dan azab yang perkerjaannya sama dengan pekerjaan malaikat maut (mencabut ruh) dan apa pun yang mereka lakukan maka perbuatan itu disandarkan kepada malaikat maut dan perbuatan malaikat maut itu adalah perbuatan Allah karena Allah yang mengambil jiwa setiap orang yang dikehendakinya, dan perbuatan-perbuatan lainnya seperti memberikan atau menahan, memberikan ganjaran atau azab, diserahkan kepada siapa pun yang dikehendaki dan sesungguhnya pekerjaan para petugas-Nya adalah perbuatan Allah Swt sendiri sebagaimana dalam al-Quran menyatakan, “Dan kamu tidak dapat berhendak kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Tuhan semesta alam.” dan Al-Takwir [81]:20)
Dengan kata lain, tatkala malaikat maut tidak secara langsung mengambil jiwa juga dapat disandarkan pada malaikat maut dan kepada Tuhan karena seluruh sebab, kekuatan, dan kodratnya bersumber dari Allah Swt dan berada di bawah pengurusan Ilahi. Demikian juga perantara-perantara lain selain malaikat maut yang tergolong sebagai bala tentara malaikat maut dan sebagiamana pekerjaan ini dapat disandarkan secara langsung, juga dapat disandarkan dengan perantara medium dan perantara puncak sebagiamana penaklukan dan kemenangan pada perang yang sejatinya yang secara hakiki disandarkan pada prajurit, rakyat, panglima dan panglima besar.
Dengan pendahuluan ini kami akan menjawab pertanyaan Anda siapakah yang melakukan pencabutan nyawa makhluk-makhluk hidup selain manusia? Amirul Mukminin As dalam sebuah riwayat, “...Cukup bagimu engkau tahu Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dia mencabut nyawa siapa saja yang dikehendaki, dengan perantara malaikat atau tanpa perantara malaikat.”[6]
Karena itu penting untuk kita ketahui bahwa Allah Swt yang melakukan perbuatan ini dan Dia juga melakukannya dengan perantara, entah perbuatan mencabut nyawa ini dengan perantara malaikat maut atau tanpa malaikat maut.
Benar dalam riwayat lain disebutkan, “Sewaktu mikraj, Nabi Saw bertanya kepada malaikat maut, “Apakah jiwa orang-orang yang mati dan akan mati engkau yang mengambilnya?” Dia berkata, “Benar... seluruh dunia dan apa yang ditundukkan Tuhan bagiku di sisiku laksana sebuah koin di tangan seseorang yang dapat dipermainkan dan aku mendatangi seluruh rumah di dunia lima kali sehari (untuk melihat apakah ia mengerjakan salatnya tepat waktu atau tidak?)”[7]
Dari kemutlakan riwayat ini kemungkinan ini dapat dikuatkan bahwa malaikat maut yang mengambil jiwa seluruh makhluk hidup. [iQuest]
Indeks Terkait:
  1. Pertanyaan 96, Indeks: Tidur dan Kematian Jiwa Manusia
  2. Pertanyaan 849, Setan dan Kematian
 

[1]. Muhammad Husain Thabathabai, Tafsir al-Mizân (Terjemahan Persia), jil. 17, hal. 407.
[2]. Karena tingkatan eksistensial para malaikat berbeda satu sama lain. Dalam hal ini, tingkatan eksistensial Izrail (malaikat maut) lebih tinggi dari para malaikat yang membantu untuk mencabut nyawa.
[3]. Makarim Syirazi, Tafsir Nemenuh, jil. 17, hal. 140.
[4]. Muhammad Husain Thabathabai, Tafsir al-Mizān (Terjemahan Persia), jil. 17, hal. 407.
[5]. Syaikh Shaduq, Man Lâ Yahdhuruhu al-Faqih, jil 1, hal. 136.
[6]. Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 6, hadis 6, hal. 143.
[7]. Majlisi, Bihâr al-Anwâr, jil. 2, hadis 2, hal. 141.
Terjemahan dalam Bahasa Lain
Komentar
Jumlah Komentar 0
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
contoh : Yourname@YourDomane.ext
Silahkan Masukkan Redaksi Pertanyaan Dengan Tepat
<< Libatkan Saya.
Silakan masukkan jumlah yang benar dari Kode Keamanan

Pertanyaan-pertanyaan Acak

Populer Hits

  • Ayat-ayat mana saja dalam al-Quran yang menyeru manusia untuk berpikir dan menggunakan akalnya?
    259921 Tafsir 2013/02/03
    Untuk mengkaji makna berpikir dan berasionisasi dalam al-Quran, pertama-tama, kita harus melihat secara global makna “akal” yang disebutkan dalam beberapa literatur Islam dan dengan pendekatan ini kemudian kita dapat meninjau secara lebih akurat pada ayat-ayat al-Quran terkait dengan berpikir dan menggunakan akal dalam al-Quran. Akal dan pikiran ...
  • Apakah Nabi Adam merupakan orang kedelapan yang hidup di muka bumi?
    245673 Teologi Lama 2012/09/10
    Berdasarkan ajaran-ajaran agama, baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama, seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam dan dialah manusia pertama dari generasi ini. Kedua: Sebelum Nabi Adam, terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia ...
  • Apa hukumnya berzina dengan wanita bersuami? Apakah ada jalan untuk bertaubat baginya?
    229577 Hukum dan Yurisprudensi 2011/01/04
    Berzina khususnya dengan wanita yang telah bersuami (muhshana) merupakan salah satu perbuatan dosa besar dan sangat keji. Namun dengan kebesaran Tuhan dan keluasan rahmat-Nya sedemikian luas sehingga apabila seorang pendosa yang melakukan perbuatan keji dan tercela kemudian menyesali atas apa yang telah ia lakukan dan memutuskan untuk meninggalkan dosa dan ...
  • Ruh manusia setelah kematian akan berbentuk hewan atau berada pada alam barzakh?
    214389 Teologi Lama 2012/07/16
    Perpindahan ruh manusia pasca kematian yang berada dalam kondisi manusia lainnya atau hewan dan lain sebagainya adalah kepercayaan terhadap reinkarnasi. Reinkarnasi adalah sebuah kepercayaan yang batil dan tertolak dalam Islam. Ruh manusia setelah terpisah dari badan di dunia, akan mendiami badan mitsali di alam barzakh dan hingga ...
  • Dalam kondisi bagaimana doa itu pasti dikabulkan dan diijabah?
    175682 Akhlak Teoritis 2009/09/22
    Kata doa bermakna membaca dan meminta hajat serta pertolongan.Dan terkadang yang dimaksud adalah ‘membaca’ secara mutlak. Doa menurut istilah adalah: “memohon hajat atau keperluan kepada Allah Swt”. Kata doa dan kata-kata jadiannya ...
  • Apa hukum melihat gambar-gambar porno non-Muslim di internet?
    171052 Hukum dan Yurisprudensi 2010/01/03
    Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban global. Silahkan Anda pilih jawaban detil ...
  • Apakah praktik onani merupakan dosa besar? Bagaimana jalan keluar darinya?
    167484 Hukum dan Yurisprudensi 2009/11/15
    Memuaskan hawa nafsu dengan cara yang umum disebut sebagai onani (istimna) adalah termasuk sebagai dosa besar, haram[1] dan diancam dengan hukuman berat.Jalan terbaik agar selamat dari pemuasan hawa nafsu dengan cara onani ini adalah menikah secara syar'i, baik ...
  • Siapakah Salahudin al-Ayyubi itu? Bagaimana kisahnya ia menjadi seorang pahlawan? Silsilah nasabnya merunut kemana? Mengapa dia menghancurkan pemerintahan Bani Fatimiyah?
    157550 Sejarah Para Pembesar 2012/03/14
    Salahuddin Yusuf bin Ayyub (Saladin) yang kemudian terkenal sebagai Salahuddin al-Ayyubi adalah salah seorang panglima perang dan penguasa Islam selama beberapa abad di tengah kaum Muslimin. Ia banyak melakukan penaklukan untuk kaum Muslimin dan menjaga tapal batas wilayah-wilayah Islam dalam menghadapi agresi orang-orang Kristen Eropa.
  • Kenapa Nabi Saw pertama kali berdakwah secara sembunyi-sembunyi?
    140398 Sejarah 2014/09/07
    Rasulullah melakukan dakwah diam-diam dan sembunyi-sembunyi hanya kepada kerabat, keluarga dan beberapa orang-orang pilihan dari kalangan sahabat. Adapun terkait dengan alasan mengapa melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi pada tiga tahun pertama dakwahnya, tidak disebutkan analisa tajam dan terang pada literatur-literatur standar sejarah dan riwayat. Namun apa yang segera ...
  • Kira-kira berapa usia Nabi Khidir hingga saat ini?
    133598 Sejarah Para Pembesar 2011/09/21
    Perlu ditandaskan di sini bahwa dalam al-Qur’an tidak disebutkan secara tegas nama Nabi Khidir melainkan dengan redaksi, “Seorang hamba diantara hamba-hamba Kami yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (Qs. Al-Kahfi [18]:65) Ayat ini menjelaskan ...